Senin, 19 Maret 2012

Indonesia: Negara Pertama ASEAN yang Miliki Radar & Pelampung Pendeteksi Bencana


Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan Japan Agency for Marine Earth Science and Technology (JAMSTEC) meluncurkan Multi Parameter Radar (MPR) dan INA TRITON Buoypada 12 Maret 2012 di Jakarta sebagai bagian dari upaya antisipasi bencana.
“Radar ini bisa memberi peringatan dini(early warning system), bila terjadi bencana. Parameternya mencakup dua hal yaitu angin dan curah hujan. Dari dua parameter tersebut kita bisa memperoleh empat atau lima data,” ujar peneliti utama BPPT, Fadly Syamsudin.
Radar ini dapat dipindahkan sesuai kebutuhan. Adanya radar juga membantu dalam perekaman data cuaca, yang memantau berbagai parameter cuaca mulai dari kecepatan angin, partikel hujan, suhu, tekanan, hingga abu vulkanik dan asap kebakaran hutan sampai sejauh 200 km
“Data ini sangat penting. Kita memprediksi apa yang terjadi di waktu mendatang melalui data sebelumnya. Termasuk bagaimana siklus hujan berulang, kekuatan hujan, dan amterial hujan. Sehingga ke depannya kita bisa menghindari siklus banjir dan kekeringan yang kerap terjadi,”ujar Tomoyuki Tada, perwakilan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Selain radar, BPPT juga meluncurkan Ina Triton Buoy. Bentuk alat ini mirip seperti pelampung. Fungsinya adalah memantau perubahan unsur cuaca di atas dan bawah laut.
Hal ini terkait hasil penelitian, perubahan iklim akan menampakkan tanda awal di permukaan laut. Misalnya adalah badai yang didahului suhu permukaan laut lebih tinggi. Akibatnya tekanan menjadi rendah dan massa udara mengalir dari bawah ke atas permukaan.
“Buoy triton ini akan dipasang di perairan Pasifik dekat Papua, tepatnya di nol derajat lintang (ekuator) dan 138 Bujur Timur pada Juni 2012,” kata Dr Muhammad Sadly, Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT.
“Dengan memasang buoy ini berarti Indonesia menjadi negara yang turut andil dalam komunitas dan sistem pemantauan bumi (Global Earth Observation System of Systems atau GEOSS) di mana AS dan Jepang telah memasang sejumlah buoy pemantau iklim di berbagai titik di lautan,” katanya.
Soal pembuatan buoy, menurut dia, Indonesia sudah berpengalaman karena selama ini BPPT sudah beberapa kali membuat buoy sistem peringatan dini tsunami yang formatnya tidak banyak berbeda dengan buoy triton seharga Rp1 miliar ini.
INA Triton Buoy memiliki jangkauan di atas laut sampai sepuluh meter, sedangkan bawah laut sampai lima ratus meter. Indonesia adalah negara ASEAN pertama yang memiliki pelampung pendeteksi (buoy).
“Sampai saat ini, yang punya teknologi buoy adalah Amerika dan Jepang. Amerika memanjang dari tengah sampai timur di samudra Pasifik , sedangkan Jepang di Pasifik barat. Indonesia adalah negara ASEAN pertama,” ujar Fadly.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar