Jumat, 23 Maret 2012

Mobil Karya Anak Bangsa , Ter-irit di Asia


Perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia, Shell, menantang para pelajar seluruh Asia untuk mengembangkan kreativitas mereka dalam inovasi teknologi kendaraan. Indonesia pun tak mau kalah unjuk gigi dalam kompetisi internasional bertajuk Shell Eco-marathon Asia (SEM-Asia) ini. Hasilnya? Tidak tanggung- tanggung, Indonesia berhasil memboyong 3 penghargaan sekaligus untuk konsep desain mobil hemat BBM (Combustion Grand Prize), Gasoline Fuel Award, dan People’s Choice Award.
SEM adalah ajang bagi para mahasiswa untuk mengembangkan inovasi, imajinasi, dan kreativitas mereka dalam menciptakan teknologi kendaraan masa depan, yang dapat menempuh jarak terjauh, hemat energi, dan ramah lingkungan. Ajang SEM telah populer di Eropa sejak 25 tahun yang lalu, tepatnya setelah penyelenggaraan pertamanya di Prancis pada 1985. Namun untuk benua Asia adalah yang pertama kali.
Sebanyak delapan tim dari empat perguruan tinggi yaitu Universitas Indonesia (3 tim), Institut Teknologi Bandung (3 tim), Universitas Gajah Mada (1 tim) dan Institut Teknologi Sepuluh November/ITS (1 tim) untuk mewakilkan Indonesia dalam kompetisi yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malasyia tersebut. Keikutsertaan ke-empat perguruan tinggi tersebut untuk mengikuti ajang SEM Asia 2010 karena adanya hubungan kerjasama dengan PT Shell Indonesia yang telah terjalin selama ini.
ITS membawa karya mobil bernama “Sapu Angin1” dan “Sapu Angin2”, Institut Teknologi Bandung membawa ciptaan-nya bernama “Rajawali”, Universitas Gadjah Mada dengan mobil “Semar”, dan Universitas Indonesia dengan karya mobil bernama “Equator” dan “Keris”.
ITS memiliki dua mobil yang diberi nama Sapu Angin 1 dan 2. Sapu Angin 1 adalah mobil prototip futuristik mirip gokart dengan target satu liter bensin untuk jarak tempuh 1.000 kilometer. Sedangkan, mobil Sapu Angin 2 mirip mobil roda empat yang konvensional, namun hanya berisi 1-2 penumpang dengan target satu liter bensin untuk jarak tempuh 300 kilometer. Dengan mobil Sapu Angin 2 inilah Indonesia berhasil menyabet penghargaan utama yang diincarkan 15 peserta dari universitas ternama di Asia yaitu penghargaan untuk Mobil hemat bahan bakar minyak (BBM). Sapu Angin 2 mencatat rekor mobil teririt dengan jarak tempuh 236,6 kilometer setiap satu liter bensin.(Sumber: Dirangkum dari berbagai sumber)
“Kemenangan tersebut banyak ditopang kelebihan mobil Sapu Angin yang bobotnya ringan, yakni 93 kilogram,” ujar Dosen Teknik Mesin ITS, Triyogi yang turut mendampingi Tim ITS. Sapu Angin memiliki konsep monoqouce sehingga membuat bobotnya terasa ringan yaitu berkisar 35-40 kolgram, kemudian sistem injeksi pada mesin membuat mobil jadi hemat BBM dan ramah lingkungan dibandingkan dengan sistem karburator atau lebih dikenal dengan istilah sistem semprot. Bodinya ringan karena berbahan baku fiberglas, sedangkan kerangkanya terbuat dari poly-euretane (gabus padat).
Selain itu juga, peningkatan kinerja beberapa komponen ditambah dengan efisiensi mesin menjadikan mobil Sapu Angin 2 unggul dalam kelas Urban Concept di antara mobil 15 universitas ternama se-Asia.
“Kunci kemenangan lainnya adalah upaya Tim ITS untuk melakukan inspeksi dan tes sirkuit lebih awal,” tambah Triyogi.
Sebenarnya, Sapu Angin 1 yang ditargetkan menjadi juara. Sementara, Sapu Angin 2 hanya diniatkan bisa diproduksi pada 25-30 tahun mendatang. Kedua mobil itu dirancang sendiri oleh 14 mahasiswa Teknik Mesin ITS angkatan 2005 dan 2006, mulai dari membuat desain, mencari bahan baku, mengelas, melakukan pembubutan, dan lain-lain hingga selesai dan pada 11 Januari 2010 lalu, dua mobil “Sapu Angin” tersebut diluncurkan.
Para mahasiswa itu bekerja keras merancang dan membuat kedua jenis mobil tersebut setelah berguru selama seminggu kepada perusahaan pabrikasi kapal di Kenjeran, Surabaya, yakni PT Maroline Maju Utama yang “bos”-nya adalah lulusan ITS.
Tim Indonesia membawa pulang hadiah uang tunai masing-masing sebesar US $ 200 (Rp 1,8 juta) dari Autodesk Inc, sebuah perusahaan software yang menjadi sponsor resmi lomba Shell Eco-Marathon Asia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar